Manfaat Tanaman Wudani

Wudani (Quisqualis indica L.)
Wudani
Quisqualis indica L.
Wudani [Quisqualis indica L.] tumbuhan yang berasal dari Asia Tenggara ini dapat ditemukan sampai ketinggian 600 m di atas permukaan air laut. Tersebar diseluruh Nusantara, tumbuh liar dihutan, ladang, semak belukar, kadang ditanam sebagai tanaman hias atau tanaman obat. Pengembangbiakan tumbuhan ini dengan biji dan setek batang. Perdu merambat, panjang 2-8 m. Daunnya tunggal, letak berhadapan, bertangkai pendek dengan helaian daun bulat telur memanjang sampai jorong, panjang daun 5-18,5 cm, sedangkan lebar 2,5-9 cm, ujungnya runcing, pangkal membulat, tepi rata, tulang daun menyirip, warna daun hijau. Bunga tersusun dalam bulir yang keluar dari ujung tangkai, mempunyai lima helai mahkota bunga yang warnanya dapat berubah dari mula-mula putih kemerahan menjadi merah keunguan, baunya harum. Buahnya bersegi lima, berbentuk memanjang dengan ujung dan pangkal menyempit, panjang buah 2-3 cm, rasanya seperti kelapa, bila telah masak buah berwarna coklat dan siap dipanen.

Familia
Combretaceae.

Sinonim
Quisqualis ebracteata Beauv. =  Quisqualis longiflora Presl. = Quisqualis sinensis Lindl. = Quisqualis loureiri Don. = Q. pubescens Burm. = Quisqualis villosa Roxb.

Nama Daerah
  1. Sumatra : dani, udani, wudani.
  2. Jawa : bidani (Sunda), kecekluk, kaceklik, ceguk, cekluk, wedani (Jawa), rabetdani (Madura), kunyit rhabet, rhabet besi, seradengan (Kangean).
  3. Sulawesi : tikao (Bugis).

Nama Asing
She chin zhe (T), niog-niogan, tagarau, tagulo, talolong, tangolo, tangolan, totoraok (F), Chinese honeysuckle, Rangoon creeper, Burma creeper, liane vermifoge (I), akar dani (M).

Sifat Kimiawi dan Efek Farmakologis
Manis, hangat, beracun (toksik), berkhasiat sebagai obat cacing, melancarkan pencernaan, memperkuat limpa. Tumbuhan ini masuk meridian limpa dan lambung.

Kandungan Kimia
  • Buah matang mengandung potassium quisqualata, sebagian besar lemak jenuh trigonelline dan puridine.
  • Kulit buah dan daun mengandung potassium quisqualata.
  • Bunga mengandung cyaniding monoglycoside.
  • Daun dan tangkai mengandung tannin, saponin, sulfur, calcium oksalat, lemak, peroksidase, protein.

Bagian yang Dipakai
Terutama biji. Buah masak dijemur untuk disimpan. Akar dan daun dapat juga digunakan untuk pengobatan.

Kegunaan
  • Sakit perut karena cacingan terutama ascariasis.
  • Cacing kremi (oxyuriasis).
  • Berat badan kurang pada anak (infutantile dyspepsia).
  • Perut kembung pada disentri.
  • Radang ginjal (nephitis).
  • Peluruh dahak pada penderita batuk (expectorant).
  • Sakit kepala.
  • Penyakit kulit akibat parasit, jamur.

Dosis Pemakaian
  1. Pemakaian luar : buah tumbuhan wudani digiling halus, tambahkan minyak kelapa lalu dibalurkan pada bagian yang sakit.
  2. Pemakaian dalam (minum) : 3-9 gram biji kering atau 10-15 gram yang segar direbus lalu diminum atau dijadikan pil, bubuk. Atau 30-60 gram daun segar direbus lalu diminum. Atau 6-10 gram akar direbus lalu diminum.

Pemakaian Luar
  1. Sakit kepala : daun wudani dihaluskan lalu dipakai sebagai tapal pada pelipis.
  2. Penyakit kulit akibat parasit, jamur : buah wudani secukupnya dihaluskan, tambahkan minyak kelapa (Cocos nucifera L.) lalu dibalurkan pada bagian yang sakit.

Pemakaian Dalam
  1. Penyakit cacing kremi (oxyuriasi) Cara ke-1 : biji wudani disangrai hingga matang, dimakan dengan dikunyah ½ jam sebelum makan. Anak kecil 3-15 biji sehari, dewasa 15-30 biji sehari, dibagi untuk tiga kali makan, lakukan secara teratur. Atau Cara ke-2 : 10 gram biji wudani, 10 gram biji pinang (Areca catechu L.), direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, lalu disaring dan diminum airnya hangat-hangat.
  2. Penyakit cacing gelang (ascariasis) : Cara ke-1 : untuk anak-anak 3-5 biji wudani, ditumbuk lalu dimakan. Atau Cara ke-2 : 2 jari akar wudani, gula jawa secukupnya, direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, lalu disaring dan diminum pagi hari sebelum makan.
  3. Penyakit cacing tambang (ankylostomiasis) :30 biji wudani dicuci bersih lalu digiling halus, seduh dengan 100 cc air panas, tambahkan satu sendok makan madu, diminum hangat-hangat malam hari sebelum tidur.
  4. Berat badan berkurang pada anak-anak (infantile malnutrition) : 6 gram tumbuhan wudani direbus dengan 300 cc hingga tersisa 100 cc, lalu disaring dan diminum airnya.

Catatan
  1. Sebelum dan sesudah makan obat ini, jangan minum teh kerena menambah gejala yang tidak diinginkan (efek samping obat).
  2. Kelebihan dosis dapat menimbulkan rasa pening, muntah, cegukan, sakit perut, diare, yang akan hilang dengan sendirinya.
  3. Di luar negeri sudah dibuat obat paten dengan merek dagang Wu Kan Fei Urh Wan (Tiongkok).

Kunjungi tanaman berkhasiat obat yang lain di Macam Tumbuhan Berkhasiat Obat

Read more ...

Manfaat Tanaman Wijayakusuma

Wijayakusuma (Epiphyllum oxypetalum Haw.)
Wijayakusuma
Epiphyllum oxypetalum Haw.
Wijayakusuma [Epiphyllum oxypetalum Haw.] dapat tumbuh subur di daerah sedang sampai tropis dengan tempat yang tidak terlalu panas. Merupakan tumbuhan terna, tumbuh tegak dengan tinggi 2-3 m, batang induk berbentuk silinder, batang ini terbentuk dari helaian daun yang mengeras dan mengecil. Daunnya pipih, tebal dan berdaging, berbentuk lanset, tulang daun di tengah keras dan tebal, daun berwarna hijau dengan permukaan daun yang halus. Pada setiap tepian daun terdapat lekukan-lekukan yang ditumbuhi tunas daun atau bunga. Bunga wijayakusuma besar, berwarna putih, mempunyai tangkai yang lemas, panjangnya 13-15 cm, penampang bunga sekitar 10 cm, bunga ini hanya mekar pada malam hari dan beberapa jam saja lalu layu dan menjadi kuning. Tidak semua tumbuhan wijayakusuma dapat berbunga dengan mudah, tergantung iklim, kesuburan tanah dan cara pemeliharaannya. Buahnya berwarna merah, bulat dan bergetah, bijinya banyak dan berwarna hitam. Perbanyakan tumbuhan ini dengan setek daun.

Familia
Cactaceae.

Sinonim
Cereus oxypetalus DC.

Nama Daerah
Kembang hongte.

Nama Asing
Tan hua (T), bakawali (M).

Sifat Kimiawi dan Efek Farmakologi
  1. Bunga : rasa manis, netral, berkhasiat sebagai antiradang (antiinflamasi), menghentikan pendarahan (hemostatik), meredakan batuk dan dahak.
  2. Batang : rasa asin, masam, sejuk, berkhasiat sebagai antiradang (antiinflamasi).

Bagian yang Dipakai
Bunga segar atau dikeringkan dan batang pemakaian segar.

Kegunaan
  • TBC paru dengan batuk, asma.
  • Batuk darah (hemopysis), muntah darah (hematemesis).
  • Pendarahan pada wanita (uterine bleeding).
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi).
  • Infeksi tenggorokan (Pharyngitis).
  • Radang lambung (gastritis).
  • Susah buang air besar (Constipatio).
  • Bisul (furunculus), luka berdarah, bengkak.
  • Lemah, meningkatkan stamina.

Dosis pemakaian
  1. Pemakaian luar : batang segar digiling lalu ditempelkan pada bagian yang sakit.
  2. Pemakaian dalam (minum) : 3-5 bunga atau sekitar 10-20 gram, direbus lalu diminum airnya setelah disaring.

Pemakaian luar
  1. Bisul (furunculus), bengkak, luka berdarah : batang atau daun segar wijayakusuma digiling hingga halus lalu ditempelkan pada bagian yang sakit dan dibalut.

Pemakaian Dalam
  1. TBC paru dengan batuk, batuk darah (hemoptysis), radang tenggorokan (pharyngitis) : 3-5 kuntum bunga wijayakusuma, 75 gram lidah buaya (Aloe vera L.) yang telah dikupas kulitnya, 15 gram gula, direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc, lalu disaring dan airnya diminum hangat-hangat.
  2. Asma : 3-5 bunga wijayakusuma, tambahkan gula batu dan air secukupnya, ditim, lalu diminum airnya.
  3. Sukar buang air besar atau sembelit (Constipatio) : 20 gram bunga dan batang wijayakusuma, 70 gram lidah buaya (Aloe vera L.) yang telah dikupas kulitnya, direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, lalu  diminum airnya setelah disaring.
  4. Pendarahan rahim pada wanita (uterine bleeding) : 2-3 kuntum bunga wijayakusuma, 1 ons daging sapi tanpa lemak, ditim, setelah matang dimakan bersama nasi.
  5. Tekanan darah tinggi (hipertensi) : 5 kuntum bunga wijayakusuma, 75 gram akar alang-alang (imperata cylindrica [L.] Beauv.), 15 gram jamur kuping hitam (Auricularia Sp.), direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu disaring dan airnya diminum.
  6. Lemah, meningkatkan stamina : 3 bunga wijayakusuma, 10 buah angco (Fructus jujubae) , 15 gram kie cie (Fructus lycii), direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, lalu diminum airnya, sedangkan angco dan kie cie dapat dimakan.

Catatan
Angco dan kie cie dapat dibeli di supermarket. Setiap pengobatan dilakukan secara teratur. Untuk penyakit yang serius disarankan untuk tetap berkonsultasi pada dokter.

Kunjungi tanaman berkhasiat obat yang lain di Macam Tumbuhan Berkhasiat Obat

Read more ...

Manfaat Tanaman Widuri

Widuri (Calotropis gigantean Dryand.)
Widuri
Calotropis gigantean Dryand.
Widuri [Calotropis gigantean Dryand.] terdapat di daerah kering, tumbuh liar dan kadang ditanam sebagai tanaman hias. Habitus perdu, tinggi 0,5-3 m. Batang bulat, kukuh, kulit pucat. Daun bertangkai sangat pendek, helaian dan memanjang atau bulat telur terbalik dengan pangkal berbentuk jantung dan ujung tumpul, sisi  atas daun mulanya berambut lebat yang berwarna putih kemudian gundul, panjang  8-30 cm, lebar 4-15 cm. bunga majemuk dalam anak payung, tangkai bunga tebal dengan panjang 3-5 cm mahkota bunga berbentuk roda, berwarna lila, kandang-kandang putih dengan tabung yang hijau pucat, berbentuk cawan yang dangkal. Buah bumbung, berdiri sendiri atau berpasangan, bulat telur memanjang dengan ujung melengkung seperti kait.  Biji coklat,  berambut  pendek dan lebat.

Familia
Asclepiadaceae.

Sinonim
Asclepias gigantean Linn.

Nama Daerah
  1. Sumatra : rubric (Aceh), biduri, lembega, rembega, remingu (Melayu), rumbigo (Minangkabau).
  2. Jawa : babakoan, badori, biduri, widuri (Sunda), saduri, widuri, (Jawa), bidhuri, (Madura), burigha (Kangean).
  3. Nusa Tenggara : maduri (Bali), rembiga (sasak), kore (Bima), krokoh (Flores), kolomsusu (Timor).
  4. Sulawesi : rambega (Makasar, Bugis).

Nama Asing
Niu chia kua (T), asclepiad tree, crown flower, mudar plant (I), dokrak (Th), widuri, reminggu (M), kapal-kapal (F) oschertrach.

Sifat Kimiawi dan Efek Farmakologis
Pedas, tajam, pahit, berkhasiat sebagai pencahar (purgative), digestif, tonik (pada dosis yang kecil), menambah nafsu makan (stomakik) peluruh muntah (emetikum).

Kandungan Kimia
Mengandung glukosida (kalotropin, fuscharin, kalotoksin). Kulit batang mengandung dammar. Daun mengandung kalotropin, damar, floavil dan alban.

Bagian yang Dipakai
Kulit pohon, akar, daun, bunga dan getah.

Kegunaan
  • Gigi rusak.
  • Radang anak telinga (otitis).
  • Radang lambung (gastritis).
  • Kejang jantung (angina pectoris).
  • Kudis (scabies).
  • Campak/gabag (morbili).
  • Kutil, bisul (furunculus).
  • Eksim (eczema).

Dosis Pemakaian
  1. Pemakaian luar : daun widuri dicuci dan dihaluskan lalu ditempelkan pada kulit yang sakit atau getahnya dioleskan pada bagian yang sakit.
  2. Pemakaian dalam : 10-30 gram, direbus lalu airnya diminum.

Pemakaian Luar
  1. Gigi rusak (caries) : getah widuri 3-4 tetes dengan kapas dilumaskan pada gigi yang rusak, jangan terkena gigi yang sehat. Lakukan 1-2 kali sehari.
  2. Kutil : getah widuri dan kapur sirih secukupnya dicampur lalu dioleskan pada kulit yang terdapat kutil. Lakukan 2-3 kali sehari secara teratur sampai kutil hilang.
  3. Bisul (furunculus) : daun widuri secukupnya dihaluskan lalu dioleskan pada bisul agar lekas matang.
  4. Eksim (eczema): getah widuri beberapa tetes dilumaskan pada kulit yang terkena eksim. Lakukan 2 kali sehari secara teratur.
  5. Kudis (Scabies) : Cara ke-1 : 30 gram daun widuri segar dan 30 gram daun ketepeng china (Cassia Alata L.) dicuci bersih dan ditumbuk sampai keluar cairan, lalu dioleskan pada kulit yang terkena kudis; atau Cara ke-2 : 30 gram daun widuri digiling halus, dicampur dengan 50 cc air bersih dan sedikit kapur sirih lalu digosokan dan dilumaskan pada kulit yang sakit. Lakukan 2 kali sehari.

Pemakaian Dalam
  1. Kejang jantung (angina pectoris) : ¾ jari kulit widuri, 15 gram daun sembung (Blumea balsamifera DC.), daun dewa (Gynura segetum [Lour] Merr.) dan daun kacapiring (Gardenia augusta Merr.) masing-masing 25 gram dan gula enau (Arenga pinnata Merr.) secukupnya, dicuci dan dipotong-potong seperlunya lalu direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 450 cc, setelah dingin disaring lalu diminum untuk 3 kali sehari, setiap kali 150 cc.
  2. Radang lambung (gastritis) : 20 gram bunga widuri dan 50 gram daun lidah buaya (Aloe vera L.) yang telah dikupas kulitnya, direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, setelah dingin disaring lalu diminum untuk 2 kali sehari, setiap kali 150 cc.
  3. Campak/gabag (morbili) : 15 gram daun widuri, 10 gram kunyit (Curcuma longa L.), 15 gram daun asam muda (Tamarindus indica L.) dan 15 gram pegagan (Centella asiatica [L.] Urban.), dicuci dan direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring tambahkan dua sendok makan madu lalu diminum untuk 2 kali sehari, setiap kali 150 cc.

Catatan
Setiap pengobatan dilakukan secara teratur. Untuk penyakit yang serius disarankan untuk tetap berkonsultasi pada dokter.

Kunjungi tanaman berkhasiat obat yang lain di Macam Tumbuhan Berkhasiat Obat

Read more ...

Manfaat Tanaman Waru Landak

Waru Landak (Hibicus mutabilis L)
Waru Landak
Hibicus mutabilis L.
Waru landak [Hibicus mutabilis L] tumbuh pada ketinggian 1-900 m di atas permukaan air laut, biasanya ditanam di taman-taman, di halaman rumah sebagai tanaman pagar atau tumbuh liar di hutan dan di ladang. Perdu tegak dengan beberapa percabangan, tingginya 2-5 m, dilapisi dengan rambut halus. Daunnya tunggal, besar, letak berseling, kedua permukaan daun dilapisi rambut halus dengan tangkai daun yang panjangnya 5-8 cm, panjang daun 10-20 cm, lebar 9-22 cm, bercagap menjari 3-5, pangkal berlekuk, ujung runcing, tepi bergerigi. Bunga dengan diameter 7-10 cm, keluar dari ketiak daun atau berkumpul di ujung tangkai, pagi hari warnanya putih atau merah dadu pada sore hari menjelang layu warnanya berubah merah. Buah tumbuhan ini bulat, panjang 2-5 cm, dipenuhi rambut kasar, bijinya berlekuk. Lendir dari daun-daunnya ini dipakai oleh penduduk untuk melunakkan dan mematangkan bisul yang keras.

Familia

Malvaceae.

Nama Daerah
  1. Jawa : waru landak (Jawa).
  2. Maluku : saya ngali-ngali (Ternate).

Nama asing

Mu fu rong (T), rose changeante (P), changeable rose-mallow, coffonrose hibiscus leaf, confederate rose, cotton rose, rose changeante, white mallow (I), amapola, mapula (F), bunga rotan (M).

Sifat kimiawi dan Efek Farmakologis

Agak pedas, sejuk, berkhasiat sebagai antibiotic, antiradang (antiinflamasi), membersihkan darah, menghilangkan bengkak (antisweeling), melancarkan pengeluaran nanah, menghentikan pendarahan (hemostatik). Herba ini masuk meridian paru-paru dan hati (lever).

Kandunga Kimia
  • Bunga mengandung anthocyanin, isocuercitrin, hyperin, hyperosid, rutin, quercetin-4-glucosida, spiraeosida, quercimeritrin, cynidin 3,5-diglucosida, cynidin 3-rutinoside-5-glucosida.
  • Daun mengandung tannin, phenol, asam amino, reducing sugar.

Bagian yang Dipakai

Bunga, daun, dan akar. Bunga dan akar dikeringkan, daun dapat digunakan segar atau dikeringkan dengan menjemur dibawah pelindung, lalu dihaluskan hingga menjadi bubuk.

Kegunaan
  • Infeksi paru-paru (pulmonary empyema).
  • Batuk darah akibat batuk lama ( Hemoptysis).
  • Muntah darah ( Hematemesis).
  • Darah haid terlalu banyak (Menorrhagia).
  • Keputihan (Leucorrhea).
  • Mata merah dan bengkak (Conjunctivitis).
  • Bisul (Furunculus).
  • Luka tersiram air panas.
  • Radang kulit bernanah (pioderma).
  • Radang payudara (mastitis).
  • Radang saluran dan kelenjar limfe (lymphadenitis)
  • Kanker esophagus, cardia (jantung), stomach (lambung), paru-paru, payudara dan kulit.

Dosis Pemakaian
  1. Pemakaian luar : Daun dan bunga segar dihaluskan lalu ditempelkan pada tempat yang sakit atau daun dan bunga kering dihaluskan hingga menjadi bubuk, tambahkan salep Vaseline lalu ditempelkan pada bagian yang sakit; campuran diatas dengan konsentrasi 25% disebut Hibicus ointment; Akar dihaluskan lalu ditempelkan pada bagian yang sakit.
  2. Pemakaian dalam (minum) : 10-30 gram bunga dan daun tanaman waru landak kering atau 50-150 gram yang segar, direbus lalu diminum airnya; Atau 30-60 gram akar segar direbus lalu diminum airnya.

Pemakaian Luar
  1. Luka tersiram air panas : bunga waru landak kering secukupnya dihaluskan hingga menjadi bubuk, tambahkan minyak wijen (Sesamum indicum L.) secukupnya lalu diaduk, kemudian dibalurkan pada bagian yang sakit.
  2. Koreng, borok (ulcus), bisul (furunculus), radang kulit bernanah (pioderma): daun dan bunga waru landak kering secukupnya dihaluskan hingga menjadi bubuk, tambahkan salep Vaseline dengan konsetrasi 25%, lalu dioleskan pada bagian yang sakit.
  3. Bisul (furunculus), radang kulit bernanah (pioderma) : daun dan bunga segar secukupnya digiling halus, tambahkan jus daun lidah buaya (Aloe vera L.), diaduk lalu ditempelkan pada kulit yang sakit.
  4. Rematik persendian : daun waru landak dikeringkan dan digiling halus, ditambah bubuk jahe (Zingiber officinale Rosc.) dan lidah buaya (Aloe vera L.) masing-masing secukupnya lalu dicampur dan dioleskan pada bagian yang sakit.
  5. Gondongan (Parotitis epedemica) : daun dikeringkan hingga menjadi bubuk lalu tambahkan putih telur, diaduk lalu dioleskan pada bagian yang sakit.
  6. Bisul (furunculus), radang kulit, borok : daun dan bunga waru landak dikeringkan, digiling halus lalu tambahkan minyak kelapa (Cocos nucifera L.) atau Vaseline, diaduk lalu dioleskan pada bagian yang sakit.
  7. Radang vagina : 500 gram daun waru landak direbus dengan 1,5 liter air sampai matang, didinginkan, disaring lalu digunakan untuk memncuci vagina.

Pemakaian Dalam
  1. Influenza : 30 gram tumbuhan waru landak dan 10 gram jahe (Zingiber officinale Rosc.), direbus dengan 700 cc air hingga tersisa 300 cc lalu airnya diminum untuk 3 kali sehari, setiap kali 100 cc.
  2. Batuk kronis : 60 gram bunga waru landak, 10 gram kulit jeruk mandarin kering (Citrus nobilis [Lour] Merr.) dan 25 gram jamur putih kering (Tremella fuciformis Berk.) direbus dengan 600 cc air dengan api kecil selama 30 menit, disaring  lalu airnya diminum dan jamurnya dimakan.
  3. Batuk darah (hemoptysis) : 10 kuntum bunga waru landak direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 250 cc, disaring lalu airnya diminum.
  4. Gangguan paru-paru kronis : 20-30 gram bunga waru landak kering dan 10-20 gram gula batu direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, disaring lalu airnya diminum.
  5. Muntah darah (hematemesis), darah haid terlalu banyak (menorrhagia), bisul (furunculus), abses paru : 10-30 gram bunga waru landak kering direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, lalu disaring dan diminum airnya hangat-hangat.
  6. Mencegah dan mengatasi kanker payudara : 10-30 gram bunga waru landak kering, 30 gram rumput lidah ular bunga putih (Hedyotis diffusa Willd.) direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 250 cc, lalu disaring dan diminum airnya. Lakukan secara rutin.
  7. Mencegah dan mengatasi kanker kulit : 10-30 gram tumbuhan waru landak kering atau 50-150 yang segar dan 10 gram wortel (Daucus carota  L.), direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 250 cc, lalu disaring dan diminum airnya hangat-hangat.
  8. Gangguan menstruasi : 9-13 gram kulit tanaman dicuci, tambahkan gula merah secukupnya lalu direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, disaring lalu airnya diminum.
  9. Sakit waktu haid (dysmenorrhoea) : 7 tangkai bunga dan gula secukupnya, masukan 150 cc air lalu ditim selama 1 jam, disaring lalu airnya diminum.
  10. Pendarahan rahim : Cara ke-1 : 10-30 gram bunga direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, disaring  lalu airnya diminum; Atau Cara ke-2 : 30 gram waru landak dan 150 gram akar rimpang teratai (Nelumbium nelumbo Druce.) direbus dengan 700 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring lalu airnya diminum dan akar rimpang teratainya dimakan.

Catatan
  1. Efek farmakologis tanaman obat ini menghambat sel kanker lambung.
  2. Setiap pengobatan dilakukan secara teratur. Untuk penyakit yang serius disarankan untuk tetap berkonsultasi pada dokter.

Kunjungi tanaman berkhasiat obat yang lain di Macam Tumbuhan Berkhasiat Obat

Read more ...

Manfaat Tanaman Tunjung

Tunjung (Nymphaea lotus)
Tunjung
(Nymphaea lotus)
Tunjung [Nymphaea lotus] berasal dari Afrika, tumbuh liar pada genangan air yang dangkal atau dipelihara dikolam-kolam sebagai penghias kolam ditaman karena bentuk dan warna bunganya yag indah. Selain itu, bunga tunjung juga dapat digunakan sebagai bahan obat tradisional, bunga yang berwarna putih (White water lily  lebih disukai untuk digunakan dalam pengobatan. Tumbuhan air atau rawa yang mempunyai rimpang. Daun dan bunga keluar dari akar rimpang di dalam tanah yang tumbuh ke atas pada permukaan air. Daun mengapung pada permukaan air. Helaian daun bangun perisai, bundar lonjong kadang melipat, tepi bergerigi, bagian pangkalnya bercangap sempit dan dalam, warnanya hijau, bagian bawah warnanya lebih muda dan berambut pendek yang rapat, panjang daun 15-50 cm, lebar 12-45 cm. Bunga agak berbau busuk, mekar pada malam hari dan menutup pada siang hari. Daun mahkota 13-28, warnanya putih, kuning atau merah keunguan. Buah masak dibawah air, serupa spons, membuka tidak beraturan.

Familia
Nymphaeaceae.

Sinonim 
Nymphaea lotus L. var. pubescens (Willd.) Hook. f. & Thomas. = Nymphaea pubescens Willd.

Nama Daerah
  1. Sumatra : tarate kecil, tarate utan, tunjung putih (Melayu).
  2. Jawa : tunjung bodas, tunjung tutur (Sunda).
Sifat Kimiawi dan Efek Farmakologis
Bunga berkhasiat sebagai pengelat (astringent), tonik untuk jantung (cordio-tonic).

Kandungan Kimia
Tangkai bunga mengandung besi dan kalsium.

Bagian yang Dipakai
Bunga, akar. Pemakaian segar atau yang telah dikeringkan.

Kegunaan

1. Bunga :
  • Kejang pada anak;
  • Pingsan karena udara panas (heat sroke);
  • Mabuk alcohol;
  • Kencing manis (diabetes mellitus);
  • Penyakit kulit seperti bisul (furunculus), radang dan borok.
2. Akar : 
  • TBC paru (tuberkulosa).

Dosis pemakaian
  1. Pemakaian luar : bunga dicuci bersih dan dihaluskan lalu ditempelkan pada bagian kulit yang sakit.
  2. Pemakaian dalam (minum) : 3-5 kuntum bunga atau 6-9 gram akar, direbus lalu airnya diminum.

Pemakaian Luar
  1. Bisul (furunculus), borok (ulcus tripicum), radang kulit : bunga tunjung dan daun lidah buaya (Aloe vera L.) yang telah dikupas kulitnya dihaluskan lalu ditempelkan pada bagian kulit yang sakit.

Pemakaian Dalam
  1. Step dan kejang-kejang pada anak-anak : 3 kuntum bunga tunjung, 30 gram kaktus gepeng (Opuntia dilenii [Ker-Gawl.] haw.) yang telah dikupas kulitnya, direbus dengan 300 cc air hingga tersisa 150 cc, tambahkan madu secukupnya lalu airnya diminum.
  2. Pingsan karena udara panas (heat stroke) : 5 kuntum bunga tunjung dan 60 gram lidah buaya (Aloe vera L.) yang telah dikupas kulitnya, direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 250 cc, disaring lalu diminum.
  3. Mabuk karena alcohol : 5 kuntum bunga tunjung direbus dengan 300 cc air hingga tersisa 200 cc, tambahkan 200 cc jus lobak,  lalu dimasak lagi hingga mendidih, disaring lalu diminum selagi hangat.
  4. TBC paru (tuberkulosa) : 6-9 gram akar tunjung, 15 gram pahap/umbi bunga lili kering (Lilium sp.), 25 gram jamur putih kering (Tremella fuciformis Berk.), tambahkan gula batu secukupnya, direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 200 cc, lalu airnya diminum dan jamur putihnya dimakan.

Catatan

Setiap pengobatan dilakukan secara teratur. Untuk penyakit yang serius disarankan untuk tetap berkonsultasi pada dokter.

Kunjungi tanaman berkhasiat obat yang lain di Macam Tumbuhan Berkhasiat Obat

Read more ...

Manfaat Tanaman Trengguli

Trengguli (Cassia fistula L.)
Trengguli
(Cassia fistula L.)
Trengguli [Cassia fistula L.] tumbuhan ini berasal  dari india dan menyebar ke daerah-daerah lainnya. Di Jawa banyak ditemukan di hutan-hutan terbuka, pada daerah-daerah ketinggian 400 m di atas permukaan air laut. Pada tempat-tempat di atas ketinggian tersebut pertumbuhannya kurang baik dan tidak mau berbunga. Karena bentuk tajuk serta bunganya yang indah, tumbuhan ini digemari sebagai tanaman hias juga sebagai tanaman peneduh di pinggir jalan. Trengguli secara ilmiah memperbanyak diri dengan biji dan sebagai tanaman hias diperbanyak juga dengan setek batang. Selain sebagai tanaman hias, kulit batang trengguli dapat digunakan sebagai bahan obat tradisional dan daunya untuk pupuk hijau. Habitus pohon, tahunan, tinggi mencapai 15 m. Daun menyirip genap dengan anak daun 3-8 pasang, bentuk bulat telur memanjang, serupa kulit, panjang 6-20 cm, lebar 3-9 cm,. pada waktu-waktu tertentu daun-daun menggugurkan diri. Bunga tersusun dalam rangkaian tandan yang panjangnya 15-40 cm, baunya harum dan berwarna kuning menyala. Karena mahkota bunganya berguguran serempak maka di bawah pohon sering terbentuk “permadani” yang terdiri dari bagian-bagian bunga tersebut karena itu tumbuhan ini sering pula disebut “golden shower”. Buahnya berbentuk polong yang bulat, berwarna coklat kehitaman, berisi 40-100 biji.

Familia
Casiaceae (Leguminosae).

Nama Daerah
  1. Sumatra : bak baruktha (Aceh), kayu raja, biraksa (Melayu).
  2. Jawa : bubundelan bumbungdelan, bondel tanggoli, trangguli (Sunda), keyok, klohor, peyok, piyok, tangguli, tengguli, trengguli (Jawa), kalabur, klohor (Madura).
  3. Nusa Tenggara : tangguli (Bali), kunjur, ketoka (Sumba), klowang (flores), nain-nain (Timor.)
  4. Sulawesi : kayu raja (Makasar), pongraja (Bugis.)
  5. Kalimantan : tilai (Dayak).
  6. Maluku : papa pauno (Ambon).

Nama Asing
Raja-pruk (Th), kasia sena, bereksa (M), indische goudenregen, trommelstokkenboom (B), pudding pipe tree, indian laburnum, golden shower (I), caneficier, rohren kassie, cana fistula (S), fistula (F), Wang chin yi (T).

Sifat kimiawi dan Efek Farmakologis
Manis, berkhasiat sebagai pengelat (astringent), pencahar (purgatif), penurun demam (febrifuge).

Kandungan Kimia
Buahnya mengandung saponin, tannin, gom,gula, hidroksimetil, oxymethyl-anthaquinon, asam hidrosianik, asam sitrat, pectin.

Bagian yang dipakai
Akar, buah, daun dan biji.

Kegunaan
  • Kepala pusing.
  • Urat saraf lemah, lelah (neurasthenia).
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi).
  • Tetanus.
  • Sembelit (constipatio).
  • Wasir (hemorrhoid).
  • Kencing batu.
  • Cacar sapi (Variola), cacar air (varicella).
  • Eksim (eczema).

Dosis Pemakaian
  1. Pemakaian luar : akar atau kulit pohon dicuci lalu dihaluskan, dioleskan atau ditempelkan pada bagian yang sakit.
  2. Pemakaian dalam : 15-60 gram buah atau daun, direbus lalu airnya diminum.

Pemakaian Luar
  1. Cacar air (varicella), cacar sapi (variola) : 60 gram akar trengguli dicuci dan ditumbuk seperlunya lalu direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 200 cc, setelah dingin disaring lalu dipakai untuk melumas kulit yang terkena cacar. Lakukan tiga kali sehari.
  2. Eksim (eczema) : 20 gram akar trengguli dicuci bersih kemudian dimemarkan atau ditumbuk kasar lalu dioleskan pada bagian yang sakit. Lakukan 2-3 kali sehari.

Pemakaian Dalam
  1. Kepala pusing : 30 butir biji trengguli, 10 gram jahe (Zingiber officinale Rosc.) direbus dengan 600 cc air sampai mendidih kemudian airnya diminum, biji trenggulinya dimakan.
  2. Urat saraf lemah, lelah (neurasthenia) : 60 gram daging buah trengguli direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc, sesudah dingin disaring, tambahkan madu seperlunya lalu diminum untuk dua kali sehari, setiap kali 200 cc.
  3. Susah tidur (Insomnia) : 15 gram asam (daging buah) trengguli,  30 gram daun kangkung (Ipomea aquatic Forsk.), 10 butir biji teratai (Nelumbium nelumbo Druce.), 1 sendok teh biji ketumbar (Coriadrum sativum L.), 1 sendok teh  jinten (Cuminum cyminum L.) dan gula enau secukupnya (Arenga pinnata Merr.), semuanya direbus dengan  800 cc air hingga tersisa 400 cc, setelah dingin disaring lalu diminum untuk dua kali sehari, setiap kali 200 cc.
  4. Tekanan darah tinggi (hipertensi) : cara ke-1  : 30 gram daging buah trengguli dicuci bersih dan dihaluskan, tambahkan 4 sendok makan madu murni dan 50 cc air panas, disaring lalu diminum, lakukan dua kali sehari;  cara ke 2 : 30 gram buah trengguli, 10 gram kayu manis., 20 gram kencur (Kaempferia galangal L.), 50 gram seledri  (Apium graveolens L.), 20 gram daun saga manis (Abrus precatorius L.), 15 gram daun pegagan (Centella asiatica (L.) Urb.), dicuci lalu direbus dengan  800 cc air hingga tersisa 400 cc, setelah dingin disaring lalu diminum untuk dua kali sehari, setiap kali 200 cc. Cara ke-3  : 30 gram daging buah trengguli, 50 gram akar alang-alang (Imperata cylindrical L.), 20 gram daun kumis kucing (Orthosiphon aristatus Bl.), 15 gram daun meniran (Phyllanthus urinaria L.), 15 gram daun kejibeling (Strobilanthes crispus Bl.), 15 gram daun pegagan (Centella asiatica [L.] Urban.) dicuci dan direbus dengan 1 liter air hingga tersisa 600 cc, setelah dingin disaring lalu diminum untuk 3 kali sehari, setiap kali 200 cc.
  5. Meningkatkan stamina tubuh : 60 gram daging buah asam trengguli direbus dengan 1 liter air sampai mendidih dan diamkan beberapa saat kemudian diminum sebanyak 200 cc setiap dua kali sekali.
  6. Sembelit (constipation) : 30 gram daging buah trengguli, 30 gram daun ubi jalar (Ipomoea batatas Poir.), 15 gram daun iler (Coleus atropurpureus Benth.), 15 gram daun pegagan (Centella asiatica [L.] Urb), ½ lembar daun papaya (Carica papaya L.), dicuci lalu direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, setelah dingin disaring lalu diminum untuk dua kali sehari, setiap kali 150 cc.
  7. Wasir (hemorrhoids) : 20 gram daun trengguli, 20 gram daun petikan cina (Euphorbia thymifolia Burm.), 20 gram daun pegagan (Centella asiatica [L.] Urb), dan 30 gram daun lidah buaya (Aloe vera L.) yang telah dikupas kulitnya, direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring lalu diminum airnya untuk dua kali sehari, setiap kali sebanyak 150 cc.
  8. Kencing batu : 15 gram daging buah trengguli, 30 gram daun kejibeling (Strobilanthes crispus Bl.), 30 gram daun sendok/daun urat (Plantago mayor L.), dan 30 gram daun kumis kucing (Orthosiphon aristatus Bl.) direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc, disaring lalu airnya diminum untuk dua kali sehari, setiap kali 200 cc.
  9. Cacar air (varicella) : 20 gram daging buah trengguli, 15 gram temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.), 15 gram kencur (Kaempferia galangal L.), 10 gram asam jawa (Tamarindus indica L.), 10 gram jahe (Zingiber officinale Rosc.), 15 gram kunyit (Curcuma longa L.), dan 20 gram daun ketumbar (Coriandrum sativum L.) dicuci dan dipotong-potong seperlunya lalu direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring lalu diminum untuk tiga kali sehari, setiap kali sebanyak 100 cc.
  10. Cacar sapi (Variola) : 30 gram daging buah trengguli, 15 gram kunyit (Curcuma xanthorriza Roxb.), 15 gram daun jombang (Taraxatum mongolicum Hand-mazz.), 3 butir bawang merah (Allium cepa L.), ½ sendok teh adas (Foeniculum vulgare Mill.), dan 1 jari pulasari (Alyxia reinwardtii Bl.) dicuci dan ditumbuk seperlunya lalu direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 450 cc, setelah dingin disaring lalu diminum untuk tiga kali sehari, setiap kali 150 cc.

Catatan
Setiap pengobatan dilakukan secara teratur. Untuk penyakit yang serius disarankan untuk tetap berkonsultasi pada dokter.

Kunjungi tanaman berkhasiat obat yang lain di Macam Tumbuhan Berkhasiat Obat

Read more ...

Manfaat Tanaman Teratai Kerdil

Teratai Kerdil (Nymphaea tetragona Georgi.)
Teratai Kerdil
(Nymphaea tetragona Georgi.)
Jenis teratai kerdil [Nymphaea tetragona Georgi.] ini tersebar di benua Asia, amerika, daratan China, Korea, Jepang dan Indonesia. Teratai kerdil tergolong dalam Nymphaea alba L. Tumbuhan air atau rawa ini tumbuh liar pada genangan air yang dangkal atau dipelihara di kolam-kolam sebagai tanaman hias. Tumbuhan air atau rawa dengan daun dan bunga yang keluar dari akar rimpang di dasar lumpur, yang tumbuh ke atas pada permukaan air. Daun mengapung pada permukaan air, sedang bunga pada air yang dangkal akan muncul di atas permukaan air. Helaian daun bangun perisai, tepi bergerigi, bagian pangkal bercangap sempit dan dalam, warnanya hijau. Bunga mekar selama empat jam saja, daun mahkota warnanya ungu.

Familia
Nymphaeaceae.

Nama Daerah
Tunjung.

Nama Asing
Shui lien (T), water lily (I)

Sifat Kimiawi dan Efek Farmakologis
Berkhasiat menurunkan panas (antipiretik) dan mengaktifkan fungsi limpa.

Bagian yang Dipakai
Bunga, daun, dan akar rimpang. Pemakaian segar atau yang telah dikeringkan. Saat bunga sedang mekar, siap untuk dipetik lalu dijemur sampai kering dan dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional.

Kegunaan
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi).
  • Radang saluran nafas (bronchitis).
  • Batuk (tussis).
  • Tonic untuk paru-paru.
  • Kejang kronis pada anak.
  • Kecanduan alcohol.
  • Bengkak karena rematik, sakit persendian.

Dosis Pemakaian
  1. Pemakaian luar : -
  2. Pemakaian dalam (minum) : 15-30 gram, direbus lalu airnya diminum.

Pemakaian Dalam
  1. Batuk (tussis) : 30 gram daun teratai kerdil dicuci bersih lalu ditim dengan 100 gram daging sapi, setelah matang airnya diminum dan daging sapinya dimakan.
  2. Radang saluran napas (bronchitis) : 30 gram daun teratai kerdil, 15 gram umbi bunga lili/pahap (Lilium sp.) (dapat dibeli di took obat Tionghoa), 6 lembar daun sirih (Piper betle l.), dan 10 gram kencur (Kaemp feria galanga Linn.), dicuci bersih lalu direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 400 cc, setelah dingin disaring lalu airnya diminum untuk dua kali sehari, setiap kali 200 cc.
  3. Tekanan darah tinggi (hipertensi) : cara ke-1 : 15 gram rimpang teratai kerdil dan 60 gram rambut jagung (Zea mays L.) direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, setelah dingin disaring lalu airnya diminum; Cara ke-2 : 15 gram akar rimpang teratai kerdil dicuci bersih lalu dijus, kemudian airnya diminum.
  4. Sebagai tonik untuk paru-paru : 30 gram daun teratai kerdil dan 25 gram jamur putih kering (Tremella fuciformis Berk.) yang telah direndam lebih dahulu hingga lembut, direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 250 cc, tambahkan gula batu secukupnya, setelah dingin disaring lalu airnya diminum.
  5. Kejang pada anak-anak : 7-14 gram kuntum bunga teratai kerdil direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 400 cc, setelah dingin disaring lalu airnya diminum untuk 2 kali sehari, setiap kali 200 cc.
  6. Bengkak karena rematik, sakit persendian : 15 gram akar rimpang teratai kerdil, 20 gram temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.) dan 10 gram jahe (Zingiber officinale Rosc.), direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, setelah dingin disaring lalu airnya diminum.

Catatan
Setiap pengobatan dilakukan secara teratur. Untuk penyakit yang serius disarankan untuk tetap berkonsultasi pada dokter.

Kunjungi tanaman berkhasiat obat yang lain di Macam Tumbuhan Berkhasiat Obat

Read more ...

Manfaat Tanaman Teratai

Teratai (Nelumbium nelumbo Druce.)
Teratai
(Nelumbium nelumbo Druce.)
Teratai [Nelumbium nelumbo Druce.] merupakan tumbuhan air yang indah, asli dari daratan Asia. Teratai dibudidayakan diperairan dan kolam, kadang ditemukan tumbuh liar di rawa-rawa. Daunnya biasa dipakai sebagai bahan pembungkus, rimpang muda, dan biji bisa dimakan. Pemeluk agam Buddha menganggap bunga ini sebagai lambang kesucian, tercermin dalam berbagai lukisan dan patung yang menggambarkan sang Buddha sedang duduk bersemedi diatas bunga teratai. Tumbuhan air, menahun, dan tumbuh tegak. Akar rimpang tebal, bersisik, dan tumbuh di bawah tanah. Daun dan bunga keluar langsung dari rimpangnya yang terikat pada lumpur di dasar kolam. Daun menyembul ke atas permukaan air, menjulang tegak seperti perisai. Helaian daun lebar dan bulat, disangga oleh tangkai yang panjang dan bulat dengan diameter 0,5-1 cm dan panjangnya 75-150 cm. Permukaan daun berlilin, warnanya hijau keputihan, tepi rata, bagian tegak agak mencekung, tulang daun tersebar dati pusat daun ke arah tepi, diameter 30-50 cm. Bunganya harum, tumbuh menjulang di atas permukaan air dengan tangkai bulat dan kokoh, panjang tangkai bunga 75-200 cm. Diameter bunga 15-25 cm, mahkota bunga banyak dan lebar, warna merah jambu, putih dan kuning, benang sari banyak, kepala sari kuning. Bunga mekar sehari penuh dari pagi sampai sore hari, setelah layu mahkota bunga berguguran sampai akhirnya tersisa dasar bunga yang akan menjadi bakal buah. Dasar bunga berbentuk kerucut terbalik, dengan ujung datar, semacam spons yang berlubang-lubang berisi 15-30 biji, pada waktu mekar warnanya kuning kemudian hijau dan akhirnya coklat hitam, diameter 6-11 cm. Biji bentuknya bulat seperti kacang tanah, terdapat dalam lubang-lubang buah yang berbentuk seperti sarang tawon, biji yang sudah tua warnanya hijau kehitaman,umurnya kira-kira satu bulan sejak bunganya mekar.

Familia
Nymphaeaceae.

Sinonim
Nelumbium nuciferum Gaertn. = Nelumbium speciosum Wiild. = Nelumbo nucifera Gaertn. = Nymphaea nelumbo L. = Nymphaea indica major Rumph.

Nama Daerah
Padma, seroja, terate, tarate, teratai besar.

Nama Asing
Lien (T), baino (F), lotus, lotusblume (B), secred lotus, indian lotus, pink lotus, lotus (I).

Sifat Kimiawi dan Efek Farmakologis

  • Biji : memelihara kondisi jantung, bermanfaat bagi ginjal, dan menguatkan limpa..
  • Tunas biji teratai : menghilangkan panas dalam jantung, menurunkan panas (antipiretik), menghentikan pendarahan (hemostatik) menahan ejakulasi dini.
  • Kulit biji teratai : menghentikan pendarahan (hemostatik) menghentikan panas dalam di lambung, mengeluarkan panas dan lembab dari usus.
  • Benangsari : menghilangkan panas dari jantung, menguatkan fungsi ginjal, menahan ejakuasi dini dan menghentikan pendarahan (hemostatik).
  • Penyangga bunga (receptacle) : membuyarkan darah beku, menghentikan pendarahan (hemostatik).
  • Batang teratai (tangkai bunga, tangkai daun) : menurunkan panas (antipiretik), dan memperlancar buang air kecil (diuretik).
  • Daun : membersihkan panas dan menghilangkan lembab, menghentikan pendarahan (hemostatik).
  • Dasar daun : menurunkan panas (antipiretik), menormalkan menstruasi, menguatkan kehamilan.
  • Rimpang : dimakan mentah berkhasiat menurunkan panas (antipiretik), membuyarkan darah beku. Bila dimasak berkhasiat menguatkan limpa, menambah selera makan (stomakik), penambah darah, membantu pertumbuhan otot dan menyembuhkan diare.
  • Akar : menghentikan pendarahan (hemostatik), membuyarkan darah beku, penenang (sedatif).


Kandungan Kimia
  1. Bunga : kuersetin, luteolin, isokuersitrin, kaempferol.
  2. Benangsari : kuersetin, luteolin, isokuersitrin, galuteolin, juga terdapat alkaloid.
  3. Penyangga bunga (receptacle) : protein, lemak, karbihidrat, karoten, asam nikotinat, vitamin B1, B2, C dan sedikit mengandung nelumbin.
  4. Biji : kaya akan pati juga mengandung raffinosa, protein, lemak, karbihidrat, kalsium, phosphor, dan besi. Kulit biji teratai mengandung nuciferin, oxoushinsunine, N-norarmepavin.
  5. Tunas biji teratai : liensinin, isoliensinin, neferin, nuciferin, pronuciferin, lotusina, methylcorypalline, demethylcoclaurine, galuteolin, hyperin.
  6. Rimpang : pati, protein, asparagin, vitamin C, selain itu juga mengandung katekol, d-gallocatechol, neochlorogenic acid, leucocynidin, leucodelphinidin, peroksidase, dan lain-lain.
  7. Akar : zat tanat dan asparagin.
  8. Daun : roemerin, nuciferin dan nornuciferin.
  9. Tangkai daun : roemerin, nornuciferin, resin, dan zat tanat.
  10. Oxoushinsunine yang terdapat pada kulit biji teratai berkhasiat menekan perkembangan kanker hidung dan tenggorokan, sedangkan niji dan tangkai teratai berkhasiat antihipertensi.

Bagian yang Diapakai
Seluruh tumbuhan, daun dan tangkai, bunga dan benangsari, biji dan penyangga bunga yang seperti tawon (receptacle), serta tunas biji. Pemakaian  segar atau yang telah dikeringkan.

Kegunaan
1. Biji :
  • Gangguan penyerapan makanan (malabsorbtion);
  • Diare, disentri;
  • Radang usus kronis (enteritis kronis);
  • Hepatitis;
  • Muntah-muntah (hiperemesis);
  • Kanker (nesopharynx);
  • Lesu tidak bersemangat (neurasthenia);
  • Susah tidur (insomnia), banyak mimpi ;
  • Mimpi basah (spermatorrhea);
  • Buang air kecil terasa sakit dan keruh (disuria);
  • Keputihan (leukorrhea), pendarahan pada wanita;
2. Tunas biji teratai :
  • Demam, rasa haus;
  • Jantung berdebar (palpitasi);
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi);
  • Muntah darah (hematemesis);
  • Ejakuasi dini;
  • Susah tidur (insomnia);
  • Mata merah dan bengkak;
3. Benangsari :
  • Pendarahan seperti muntah darah (hemetemesis), disentri;
  • Keputihan (leukorrhea);
  • Sering buang air kecil/beser;
  • Tidak dapat menahan buang air kecil (enuresis);
4. Receptacle (dasar bunga) :
  • Pendarahan sewaktu hamil;
  • Keluar cairan (lochia) yang berlebihan setelah melahirkan;
  • Darah haid berlebihan (metrorrhagia);
  • Sakit perut bawah akibat sumbatan darah;
  • Buang air besar berdarah (hematuria);
5. Akar rimpang:
  • Demam, rasa haus;
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi);
  • Sakit jantung;
  • Gangguan lambung;
  • Kurang darah (anemia);
  • Batuk darah (hemoptysis), muntah darah (hematemesis), mimisan;
  • Kencing darah (hematuria), buang air kecil panas dan merah, buang air besar berdarah (melena);
  • Gangguan pada mati haid (menopause);
  • Neurosis,
  • Wasir (hemorrhoids);
6. Daun :
  • Pingsan karena hawa panas (heat sroke);
  • Pusing (vertigo), sakit gigi;
  • Diare karena panas atau lembab;
  • Beri-beri;
  • Pendarahan seperti mimisan, muntah darah (hematemesis), buang air besar berdarah (melena);
  • Pendarahan pada wanita;
7. Dasar daun :
  • Disentri, diare;
8. Batang :
  • Pingsan karena hawa panas (heat sroke);
  • Dada terasa tertekan karena panas atau lembab;
  • Diare;
  • Muntah (hisperemesis);
  • Keputihan (leucorrhea);
9. Bunga :
  • Luka terpukul (trauma);
  • Pendarahan;
  • Radang kulit bernanah (pioderma);
10. Tepung rimpang :
  • Menambah selera makan (stomakik);
  • Badan lemah dan kurang darah (anemia);
  • Diare.

Dosis pemakain
  1. Pemakaian luar : ruas akar teratai dicuci lalu dijus, airnya sebagai obat tetes.
  2. Pemakain dalam (minum) :
  • Rimpang : 240 gram, direbus atau dijus;
  • Daun : 5-12 gram, direbus lalu airnya diminum;
  • Tangkai : 3-5 gram, , direbus lalu airnya diminum;
  • Bunga : 3-5 gram, , direbus lalu airnya diminum;
  • Benang sari : 3-10 gram, , direbus lalu airnya diminum;
  • Receptacle : 10-15 gram, , direbus lalu airnya diminum;
  • Biji : 5-12 gram, , direbus lalu airnya diminum;
  • Tunas biji teratai : 1,5-3 gram, , direbus lalu airnya diminum;

Pemakain Luar
  1. Mimisan (keluar darah dari hidung) : ruas akar teratai dicuci bersih lalu dijus, airnya diteteskan ke hidung.

Pemakaian Dalam

  1. Demam, sakit tenggorokan, tenggorokan kering dan basah : 30 gram rimpang teratai, 15 gram tebu (Saccharum officinarum) yang telah dibuang kulitnya dan 1 buah pir. Semua bahan diblender, disaring lalu airnya diminum.
  2. Sakit kepala : 15 gram daun teratai kering (ho lien ye), 6 gram bunga ros/mawar kering (Rosa chinensis Jacq.), dan 10 gram jahe (Zingiber officinale Rosc.) direbus dengan air secukupnya, kemudian airnya diminum selagi hangat.
  3. Batuk darah (hemoptysis), muntah darah (hematemesis) : rimpang teratai dicuci bersih lalu dijus sampai terkumpul 200 cc kemudian airnya diminum.
  4. Batuk darah (hemoptysis), radang kelenjar gondong (parotitis) dan demam : 30 gram rimpang teratai dan 30-60 gram akar alang-alang (Imperata cylindrica L.). dicuci lalu direbus dengan air secukupnya, setelah dingin disaring lalu airnya diminum.
  5. Mimisan, batuk darah (hemoptysis) : akar rimpang teratai, kangkung (Ipomoea reptans Poir.), dan lobak (Raphanus sativus L.) masing-masing secukupnya, dicuci dan dijus lalu diminum.
  6. Pendarahan pada telinga, hidung, mulut dan alat genitalia : 100 gram rimpang teratai dan 100 gram bunga delima (Punica granatum L.) direbus dengan air secukupnya, kemudian airnya diminum sedangkan akar teratai dan bunga delimanya dapat dimakan.
  7. Pendarahan pada rahim : 100 gram rimpang teratai, 30 gram jamur putih kering (Tremella fuciformis Berk.), dan 10 buah kurma, dimasak sesuai selera lalu dimakan.
  8. Menghentikan pendarahan (hemostatik) : cara ke-1 : 100 gram rimpang teratai dan 30 gram daun hia/baru cina (Artemisia vulgaris L.) direbus dengan 300 cc, setelah dingin airnya diminum, sedangkan rimpang teratainya dapat dimakan; Atau cara ke-2 : 200 gram rimpang teratai segar dan 60 gram daun dewa segar (Gynura segetum [Lour] Merr.) dicuci lalu dijus, tambahkan gula merah secukupnya kemudian diminum, lakukan 2-3 kali sehari; Atau cara ke-3 : 200 gram rimpang teratai segar dan 100 gram kucai segar (Allium odorum Linn.) diblender, lalu direbus, setelah dingin airnya diminum. Atau cara ke-4 : 30 gram rimpang teratai dan 10 gram jamur kuping hitam (Auricularia auricula), dicuci dan dipotong-potong lalu ditumis (bisa ditambah bahan lain yang disukai), setelah matang dimakan.
  9. Mengatasi pengerasan pembuluh darah (arteriosclerosis) : 30 gram rimpang teratai dipotong-potong, 20 gram jali (Coix lacryma jobi L.), 20 gram rumput laut, 100 gram kacang hijau (Phasiolus radiatus Linn.), 30 gram kacang cuka dan gula pasir secukupnya. Rendam secara terpisah jali, rumput laut, dan kacang hijau. Masak semua bahan menjadi bubur, lalu makan setelah agak dingin.
  10. Darah tinggi (hipertensi) : cara ke 1 : 10 gram biji teratai/lien ce dan 15 gram tunas biji teratai (Lien sim), direbus dengan 40 cc air sampai tersisa 200 cc, lalu airnya diminum seperti teh dan biji teratainya dimakan, lakukan setiap hari; cara ke 2 :  10 - 15 gram biji teratai/lien ce direbus dengan air secukupnya sampai mendidih, lalu diminum sebagai teh; dapat juga tunas biji teratai digiling halus, diseduh dengan air panas lalu diminum; cara ke 3 : 30 gram biji teratai/lien ce, 75 gram seledri (Apium graveolens Linn.) dan 25 gram jamur putih kering (Tremella fuciformis Berk.) yang telah direndam terlebih dahulu, direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, setelah dingin airnya diminum sedangkan biji teratai, seledri dan jamur putihnya dapat di makan, lakukan setiap hari; cara ke 4 : 30 gram biji teratai/lien ce, 75 gram seledri segar (Apium graveolens Linn.), 50 gram asparagus segar (Asparagus officianalis L.), 25 gram jamur putih kering (Tremella fuciformis Berk.) dan 20 butir kacang cuka. Semua bahan tersebut dimasak sesuai selera lalu di makan.
  11. Mengatasi sakit lambung dan usus pada usia lanjut : 20 butir biji teratai/lien ce (direndam dahulu), rimpang teratai secukupnya dan 30 gram kacang tanah (Arachies hypogaea), dimasak sop setelah matang dimakan.
  12. Radanhg usus (enteritits), muntah (hisperemesis), diare : 30 gram rimpang teratai dan 15 gram jahe (Zingiber officinale Rosc.), dicuci, dipotong-potong seperlunya lalu diblender, kemudian diminum.
  13. Muntah (hisperemesis) : lendir dari tangkai daun dan tangkai bunga teratai masing-masing 1 sendok teh, diseduh dengan 200 cc air panas, diminum selagi hangat. Lakukan satu kali sehari.
  14. Muntah (hisperemesis), diare : 50 gram rimpang teratai segar, dan 15 gram jahe dicuci lalu dijus kemudian diminum. Lakukan 3 kali sehari.
  15. Disentri : 50 gram rimpang teratai dan 10 gram jahe (Zingiber officinale Rosc.), dicuci lalu diparut atau dijus, air perasannya ditambahkan 100 cc air lalu dipanaskan hingga mendidih, setelah dingin ditambahkan 1 sendok makan madu, diaduk kemudian diminum.
  16. Panas dalam, gondokan, juga bermanfaat untuk penderita jantung dan lever : 100 gram rimpang teratai dan 50 gram akar alang-alang segar (Imperata cylindrica L.), dicuci dan dipotong-potong seperlunya lalu direbus dengan 500 cc air bersih hingga tersisa 250 cc. Setelah dingin disaring lalu airnya diminum seperti teh.
  17. Menghilangkan gangguan lever dan empedu, menurunkan tekanan darah (hifotensif dan mengembalikan nafsu makan : 30 gram rimpang teratai dimasak dengan 500 gram kacang hijau (Phaseolus radiatus Linn.) atau 60 gram jali (Coix lacryma-jobi L.), kemudian dimakan.
  18. Meningkatkan fungsi jantung, melancarkan peredaran darah, menormalkan tekanan darah, mengembalikan nafsu makan, dan sebagai penenang (sedatif) : 30 gram biji teratai (Lien ce) dimasak dengan 60 gram jali (Coix lacryma jobi L.) sampai menjadi bubur lalu setelah dingin dimakan buburnya.
  19. Jantung coroner : cara ke 1 : 100 gram rimpang teratai segar dan 100 gram akar alang-alang segar (Imperata Cylindrica L.), jamur putih kering (Tremella fuciformis Berk.) dan jamur hioko kering (Pasanea prumus) masing-masing 20 gram, semuanya dicuci lalu direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu airnya diminum untuk dua kali sehari, setiap kali 150 cc, sedanhgkan jamur putih, jamur hioko dan akar rimpang teratai dapat dimakan.; cara ke 2 : 30 gram rimpang teratai dipotong-potong, 50 gram asparagus segar (Asparagus officinalis L.), 10 gram jamur putih kering (Tremella fuciformis Berk.) atau 10 gram jamur hioko (Pasanea prumus) dan 10 butir kacang cuka, dimasak sesuai selera lalu dimakan.
  20. Jantung berdebar keras (palpitasi) : 60 gram biji teratai (lien ce), kaktus gepeng (Opuntia dilenii Haw.) secukupnya (yang telah dibuang kulitnya lalu dijus), tambahkan gula dan air secukupnya kemudian ditim, setelah matang dimakan.
  21. Mencegah dan mengatasi hepatitis : 10 butir biji teratai (lien ce) segar direbus dalam periuk tanah dengan air secukupnya hingga lembut lalu masukkan satu buah kesemek kering (Dyospyros kaki L.) yang telah diiris-iris, lalu direbus kembali hingga airnya tersisa 400 cc, kemudian diminum untuk 2 kali sehari, setiap kali 200 cc, biji teratai dan kesemeknya dapat dimakan.
  22. Tifus : 100 gram rimpang teratai muda, 30 gram sambiloto (Andropaghis paniculata Ness.) dan 200 gram pepaya 1/2 matang (Carica papaya L.), direbus dengan air secukupnya, tambahkan satu sendok makan madu lalu airnya diminum selagi hangat sedangkan rimpang teratai dan pepaya dapat dimakan.
  23. Step kronis pada anak-anak : 5 kuntum bunga teratai direbus dengan air secukupnya, setelah dingin airnya diminum untuk menurunkan panas.
  24. Mengatasi sering berkeringat pada malam hari di musim panas pada anak-anak : daun teratai (ho lien ye) secukupnya, 100 gram kacang hijau (Phaseolus radiatus L). dan 50 gram krokot segar (Portulaca oleraceae L.) direbus dengan 600 cc air sampai tersisa 300 cc, setelah dingin disaring lalu airnya diminum. Lakukan 2-3 kali sehari.
  25. Susah tidur (Insomnia) 5-12 gram biji teratai (lien ce) direndam, direbus dengan air secukupnya, lalu air rebusannya diminum dan biji teratainya dimakan.
  26. Defresi, stres, dan gelisah : 20 butir biji teratai (lien ce), 15 gram biji lengkeng (Euphioria longana Lamk.), 10 butir angco dan 10 butir kim cim, semuanya direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, airnya diminum sedangkan biji teratai, angco dan kim cim dapat dimakan.
  27. Meningkatkan stamina tubuh, meningkatkan gairah seksual dan menunda proses penuaan : 30 gram biji teratai (lien ce), 15 gram biji kucai (Allium odorum Linn.), direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, tambahkan madu secukupnya lalu airnya diminum, biji teratainya dapat dimakan.
  28. Menunda penuaan : 30 gram biji teratai (lien ce) , 15 gram bunga teratai dan 50 gram akar rimpang teratai yang telah dipotong-potong, rebus bersama 25 gram beras merah (Oryza sativa L.) sampai menjadi bubur, lalu dimakan.
  29. Mengatasi gangguan psikis (cemas, emosional) dan fisik pada masa menopause : cara ke-1 : 10 gram biji teratai (lien ce), 10 gram umbi bunga lili/pahap (dapat dibeli ditoko obat Tionghoa), dan 15 gram kulit labu bligo kering (Benincasa hispida Cogn.). direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 250 cc, setelah dingin airnya diminum, sedangkan pahap dan biji teratainya dimakan. Cara ke-2 : 20 butir biji teratai (lien ce), 20 butir angco dan 30 gram kie cie (beli di supermarket), 5 gram kulit jahe kering (Zingiber officinale Rosc.), direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu airnya diminum, sedangkan biji teratai, angco dan kie cie dapat dimakan.
  30. Menghaluskan kulit : 30 gram bunga teratai dimasak dengan ketan secukupnya, tambahkan sedikit gula lalu dimasak sampai menjadi bubur kemudian dimakan.
  31. Bercak-bercak di kulit karena kekurangan trombosit : 250 gram akar teratai dimasak dengan 100 gram angco atau kurma (beli di supermarket) setelah matang dimakan.
  32. Mengatasi jerawat : 60 gram daun teratai kering (ho lien ye) atau 250 gram yang segar direbus dengan air secukupnya lalu airnya diminum seperti teh.
  33. Wasir (hemorrhoids) disertai pendarahan : 100 gram rimpang teratai dipotong-potong lalu direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu airnya diminum selagi hangat. 

Catatan
  1. Biji teratai kim cim dapat dibeli di supermarket atau toko obat Tionghoa, akar rimpang teratai dapat dibeli di pasar-pasar tradisional.
  2. Setiap pengobatan dilakukan secara teratur. Untuk penyakit berat tetap konsultasikan ke dokter.

Kunjungi tanaman berkhasiat obat yang lain di Macam Tumbuhan Berkhasiat Obat

Read more ...

Manfaat Tanaman Tembelekan

Tembelekan (Lantana camara L.)
Tembelekan
(Lantana camara L.)
Tembelekan [Lantana camara L.] berasal dari Amerika tropis, terdapat di dataran rendah sampai ketinggian 1700 m diatas permukaan air laut. Tembelekan yang tumbuh liar di tempat-tempat tandus ini banyak juga dipakai sebagai tanaman pagar atau tanaman hias. Habitus perdu, tegak atau setengah merambat, mempunyai banyak cabang, ranting berbentuk segi empat, tinggi ± 2 m, ada varetas berduri dan ada yang tidak berduri, banyak khas. Daun berbentuk bulat telur, ujungnya meruncing, pinggir bergerigi, tulang daun menyirip, permukaan atas daun berambut banyak terasa kasar, sedangkan bagian bawah daun berambut jarang, daun berbau harum dan duduk saling berhadapan. Bunganya berwarna putih, merah muda, jingga, kuning, dan sebagainya, berbentuk dalam rangkaian yang bersifat rasemos, bergerombol, bulat atau gepeng. Buah seperti buah buni, berwarna hitam mengkilat jika sudah matang.

Familia
Verbenaceae.

Sinonim
Lantana aculeata L. = Lantana antillana Rafin. = Lantana mutabilis Salisb. = Lantana polyacanthus SCH. = Lantana scrabrida Soland.

Nama daerah
  1. Sumatra : tembelekan, kembang telek, bunga pagar, kayu singapur, tahi ayam (Melayu).
  2. Jawa : kembang setek, saliyara, saliyere, tahi ayam, tahi kotok, cente (Sunda), kembang telek, oblo, puyengan, pucengan, tembelek, tembelekan, teterapan, waung, wileran (jawa), kamanco, mainco, tamanjho (Madura).

Nama Asing
Wu se mei (T), coronitas, kantutai, lantana (F), lantana (I), coronitas, cinco negritos (S), bourbentjes (B).

Sifat Kimia dan Efek Farmakologis
  1. Akar : rasa manis, sejuk. Berkhasiat sebagai penurun panas (antipiretik), penawar racun (antitoksik), penghilang rasa sakit (analgesik), menghentikan pendarahan (hemostatik).
  2. Daun : rasa pahit, sejuk, berbau, agak beracun (toksik). Berkhasiat menghilangkan gatal (antipruritus), antitoksik, menghilangkan pembengkakan (antiswelling), perangsang muntah (emetikum).
  3. Bunga : rasa manis, sejuk, berkhasiat menghentikan pendarahan (hemortatik).

Kandungan Kimia
Daun mengandung lantadene A (0,31-0,68%), lantadene B (0,2%), asam lantonalat, asam lantat, humulene (mengandung minyak menguap 0,16-0,2%), ß caryophyllene, terpidene, a pinene, p-cymene.

Bagian yang Dipakai
Daun, bunga, akar segar atau dikeringkan.

Kegunaan
1. Akar :
  • Influenza;
  • TBC kelenjar;
  • Gondongan (parotitis epedemica);
  • Rematik, keseleo;
  • Memar (haematoma);
  • Sakit kulit yang berkaitan dengan gangguan emosi (neurodermatitis);
  • Keputihan (leucorrhea);
  • Air kemih mengandung nanah (gonorrhoea);
  • Sering buang air kecil (beser).
2. Bunga :
  • TBC dengan batuk darah;
  • Batuk pada anak-anak;
  • Asma.
3. Daun :
  • Sakit kulit, bisul (furunculus), radang kulit (dermatitis);
  • Gatal-gatal (pruritus), memar (haematoma), luka;
  • Keseleo, rematik;
  • Panas tinggi;
  • Perangsang muntah pada keracunan makanan;
  • Batuk (tussis);
  • Sering buang air kecil (beser).

Dosis Pemakaian
  1. Pemakaian luar : tembelekan secukupnya, dihaluskan lalu ditempelkan pada bagian yang sakit.
  2. Pemakaian dalam (minum) : 15-30 gram akar kering dan daun kering, 6-10 gram bunga kering, direbus lalu diminum.

Pemakaian Luar
  1. Penyakit kulit, bisul (furunculus), luka berdarah, memar (haematoma), bengkak-bengkak : daun tembelekan segar secukupnya, dihaluskan lalu ditempel pada bagian yang sakit. Diganti 2-3 kali sehari.
  2. Rematik : cara ke-1 : daun tembelekan segar dan jahe merah (Zingiber officinale Rosc.), direbus dengan air secukupnya lalu tambahkan air dingin hingga hangat dan dipakai untuk mandi. Cara ke-2 : akar tembelekan kering secukupnya, direbus dengan 1 liter air hingga mendidih lalu dicampur dengan air dingin hingga hangat kemudian gunakan untuk mandi.
  3. Radang kulit (dermatitis), eksim (ekzema), jamur kulit) : seluruh bagian tumbuhan tembelekan segar, sambiloto (Andrographis paniculata Nees.) dan daun ketepeng china (Cassi Alata L.) direbus dengan air secukupnya sampai mendidih, lalu hangat-hangat digunakan untuk mencuci bagian yang sakit.
  4. Keseleo : daun tembelekan secukupnya kemudian dilumatkan, tambahkan arak putih dan tepung terigu yang telah digongseng lalu diaduk dan ditempekan pada bagian yang sakit.

Pemakaian Dalam
  1. TCB dengan batuk darah : 5-10 gram bunga tembelekan kering, 60 gram akar alang-alang (Imperata cylindrica [L.] Beauv.), 15 gram kencur (Kaempferia galanga L.), gula batu secukupnya, direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu disaring dan diminum airnya.
  2. Batuk (tussis) pada anak-anak : 10 gram bunga tembelekan kering, 30 gram kaktus (Opuntia dilleni [Ker-Gawl.] Haw.) yang telah dikupas kulitnya, 3 lembar daun sirih (Piper betle L.), madu secukupnya, direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, lalu disaring dan diminum airnya.
  3. Sakit kepala, sakit gigi : 30 gram akar kering direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 250 cc, disaring lalu airnya diminum.
  4. Influenza : cara ke-1 : 30 gram daun tembelekan dan 15 gram jahe (Zingiber officinale Rosc.) direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, disaring lalu diminum airnya selagi hangat, lakukan dua kali sehari; Atau cara ke-2 : 30 gram akar tembelekan, 2 batang daun bawang putih (Allium sativum L.), dan 15 gram jahe (Zingiber officinale Rosc.) direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu disaring dan diminum airnya selagi hangat.
  5. Pembengkakan kelenjar limfe : 15 gram akar tembelekan kering dan 30 gram rumput laut che chai (Porphyra tenera) direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 250 cc, disaring lalu airnya diminum dan rumput lautnya dimakan.
  6. Sakit perut, diare : 6-9 gram bunga kering digiling hingga menjadi bubuk lalu diseduh dengan air mendidih secukupnya, hangat-hangat airnya diminum.
  7. Keputihan (leucorrhea) : 30 gram akar tembelekan kering, 30 gram kulit delima kering (punica granatum L.) direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu disaring dan dibagi menjadi dua dosis, kemudian diminum. Lakukan dua kali sehari.
  8. Sering buang air kecil (beser) : 30 gram daun tembelekan, 10 buah ginkgo biloba (pyk ko) yang telah disangrai, keduanya direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu disaring dan diminum airnya sedangkan pek ko dimakan.
  9. Kencing nanah (Gonorrhoea) : 30 gram akar tembelekan kering, 30 gram sambiloto (Andrographis paniculata Nees.) 30 gram brotowali (Tinospora crispa [L.] Miers.), direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu disaring dan diminum airnya.
  10. Perangsang muntah (emeticum) : 30 gram daun tembelekan segar, 100 gram lobak (Raphanus sativus Linn.), direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, airnya diminum hangat-hangat setelah disaring.
  11. Menambah nafsu makan (stomakik) : 30 gram kulit batang tembelekan direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc, lalu disaring dan diminum airnya hangat-hangat sebanyak 200 cc. Lakukan satu kali sehari.
  12. Keseleo : 30 gram daun tembelekan, 10 gram jahe (Zingiber officinale Rosc.), 15 gram daun dewa (Gynura segetum (Lour) Merr.), direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, lalu disaring dan diminum airnya hangat-hangat.
  13. Sakit pinggang (lumbago) : cara ke-1 : 30 gram seluruh bagian tumbuhan tembelekan segar dan takokak (Solanum torvum Swartz.), direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 250 cc, lalu disaring dan diminum airnya selagi hangat. Atau cara ke-2 : 3-9 gram bunga tembelekan kering, direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, lalu disaring dan diminum airnya selagi hangat.
  14. Pegal linu : 30 gram seluruh tumbuhan tembelekan, 30 gram buah takokak (Solanum torvum Swartz.), dan 15 gram jahe (Zingiber officinale Rosc.), direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 250 cc, lalu disaring dan diminum airnya.
  15. Rematik : 15 gram akar tembelekan, 10 gram jahe (Zingiber officinale Rosc.), 15 gram temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.) direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 250 cc, lalu disaring dan diminum airnya.
  16. Bisul (furunculus) : 9 gram bunga tembelekan segar, 30 gram daun sambiloto (Andrographis paniculata Nees.) dan 30 gram daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata [Lam.] Pers.), direbus dengan air secukupnya, setelah dingin diminum.
  17. Eksim (ekzema) : bunga tembelekan dikeringkan kemudian digiling hingga halus, ambil 3 gram bubuk tersebut lalu diseduh dengan air panas, kemudian airnya diminum.

Catatan
  1. Kelebihan dosis menyebabkan pusing dan muntah-muntah.
  2. Wanita hamil dilarang menggunakan tanaman ini.
  3. Setiap pengobatan dilakukan secara teratur. Untuk penyakit yang serius tetap konsultasikan ke dokter.

Kunjungi tanaman berkhasiat obat yang lain di Macam Tumbuhan Berkhasiat Obat

Read more ...

Herbal | Khasiat Tumbuhan | Khasiat Tanaman | Khasiat Tanaman Bunga | Tanaman Herbal | Tumbuhan Herbal | Manfaat Tanaman | Manfaat Tumbuhan | Kegunaan | Sifat Kimiawi | Efek Farmakologis | Kesehatan | Farmasi | Prescription | Komposisi | Resep | Akar | Daun | Bunga | Buah | Umbi | Benangsari | Kelopak Daun | Biji | Seluruh Herba | Batang | Formulasi | Efektivitas | Pemanfaatan | Sumber | Tumbuhan Obat | Tanaman Obat | Farmakologi Kedokteran Timur | Kedokteran | Rimpang | Polong-polongan | Bahan Obat | Kandungan | Zat | Kontradiksi | Toksin | Sterilisasi | Badan Kesehatan| Praktisi Klinis | Pengobatan Tradisional | Familia | Kandungan Kimia | Dosis Pemakaian | Pahap | Obat Tionghoa | Divisi | Genus | Spesies | Tanaman Hias | Pemakaian Luar | Pemakaian Dalam | Health | Efficacy Plants | Benefits of Plants | Traditional Medicine | Perdu | Medicinal Materials | Medicinal Herbs | Medicinal Plants | Medicine