Tumbuhan Berkhasiat Obat

Efektivitas Proses Pemanfaatan Tumbuhan Obat

Perkembangan pengobatan tradisional kedokteran Timur telah sejalan dengan perkembangan kedokteran Barat yang telah diakui dunia Internasional, dengan pengakuan badan kesehatan dunia (WHO). Pengobatan dengan pemanfaatan tumbuhan berkhasiat obat bahkan telah mencapai perkembangan yang ditandai dengan adanya perguruan-perguruan tinggi internasional yang mengkhususkan pada pemikiran pengembangan obat dan pengobatan secara teoritis maupun praktis klinis. Perkembangan seperti inilah yang hendak dicapai.
Dalam pemanfaatan dan penggunaan tumbuhan berkhasiat obat ini, perlu diketahui secara pasti bagaimana tata cara pengkomposisiannya dalam memanfaatkan tumbuhan berkhasiat obat untuk mengatasi berbagai jenis penyakit secara efektif. Oleh karena itu, penulisan artikel tumbuhan berkhasiat obat ini hadir untuk menguraikan secara menyeluruh seputar tumbuhan obat secara terperinci dan disertai pemanfaatannya.
Selain itu, penulisan artikel tumbuhan berkhasiat obat ini pun menguraikan secara tuntas formulasi tumbuhan berkhasiat obat yang merupakan sumber pengetahuan farmakolgi kedokteran Timur, yang merupaka hal terpenting dalam proses ilmiah tumbuhan berkhasiat obat, sehingga menghasilkan obat dan pengobatan yang efektif.
Berikut ini proses bagi efektivitas tumbuhan berkhasiat obat.

A. Introduksi
Perlu diketahui bahwa komposisi untuk membuat obat dari tumbuhan berkhasiat obat berbeda-beda. Secara mendasar diperlukan persiapan dan formulasi takaran yang tepat agar pengkomposisiannya baik dan tentu saja berkhasiat bagi tujuan yang dimaksud. Artikel ini pun telah dilengkapi dengan beberapa bahasa farmakologi kedokteran Timur dan ilustrasi gambar sebagai berikut :
  • Bahasa Latin, merupakan bahasa universal yang lazim dipergunakan dalam literatur.
  • Bahasa Istilah, merupakan persamaan kata (kata lain) yang lazim dipakai.
  • Bahasa daerah, merupakan sebutan yang dipergunakan pada setiap daerah.
  • Bahasa Asing, merupakan sebutan untuk tumbuhan obat yang dipergunakan di manca negara, misalnya bahasa Tiongkok karena negara Tiongkok inilah diperoleh referensi terlengkap seputar tumbuhan berkhasiat obat.
  • Ilustrasi gambar (foto tumbuhan) full color, baik daun, buah, bunga, umbi, maupun bagian lainnya yang berguna sebagai penunjang uraian tumbuhan berkhasiat obat agar para para pembaca dapat mengetahui ciri khusus tumbuhan berkhasiat obat yang dimaksud, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam mencocokkan dan mencirikan tumbuhan berkhasiat obat yang dimaksud sehingga dapat mengenalinya dengan tepat dan benar.
B. Proses Pengambilan
Untuk Menghasilkan pengobatan yang efektif, dalam menggunakan tumbuhan berkhasiat obat sebaiknya, memperhatikan beberapa hal :
  • Daun; sewaktu tumbuhan mulai berbunga, daun dapat dipetik untuk dimanfaatkan sebagai bahan obat.
  • Buah; pada umumnya, yang dimanfaatkan sebagai bahan obat adalah buah yang telah masak.
  • Bunga; untuk dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat, sebaiknya bunga diambil sebelum mekar, atau sebaliknya setelah mekar secara sempurna.
  • Umbi, rimpang, akar, dapat diambil untuk bahan obat ketika proses pertumbuhannya telah sempurna.
C. Pembersihan dan Sterilisasi
Tumbuhan berkhasiat obat harus terlebih dahulu dibersihkan dengan air bersih secara berulang-ulang agar debu, kotoran pasir, maupun tanah yang melekat dapat dihilangkan. dan merupakan tindakan untuk meminimalisasi efek toksin yang ada pada tumbuhan berkhasiat obat. Sterilisasi dilakukan melalui proses perebusan dan pemasakan, sehingga menghasilkan bahan-bahan obat yang bebas dari bakteri.

D. Persiapan dan Pengeringan
Dalam mempersiapkan dan mengeringkan tumbuhan berkhasiat obat, perlu memperhatikan beberapa hal berikut :
  • Tumbuhan berkhasiat obat yang akan dipakai, setelah dibersihkan kemudian dipotong-potong, agar saat perebusan zat-zat yang terkandung di dalamnya akan mudah keluar dan meresap dalam rebusan.
  • Proses pengeringan dilakukan dengan cara menjemur, diangin-anginkan, atau dikeringkan dalam ruangan khusus.
  • Dalam proses pengeringan tumbuhan berkhasiat obat tertentu juga dapat dicampurkan dengan madu atau cuka beras atau jahe. Caranya : tumbuhan berkhasiat obat yang telah kering disangrai bersama bahan campuran yang ingin digunakan, misalnya madu, cuka beras, ataupun jahe. Setelah disangrai, tumbuhan berkhasiat obat yang telah tercampur dijemur kembali. Hal ini umumnya dilakukan dengan tujuan agar tumbuahn berkhasiat obat lebih efektif atau menetralkan toksin yang ada dalam tumbuhan.
  • Ada juga tumbuhan berkhasiat obat yang harus direndam beberapa hari sambil diganti airnya secara kontinyu, tujuannya untuk mengurangi toksin yang terkandung dalam tumbuhan tersebut. Setelah melalui proses perendaman tadi, tumbuhan obat tersebut dikeringkan dan siap digunakan, misalnya umbi gadung.
E. Formulasi, Preskripsi (Resep), dan Komposisi
Untuk penderita beberapa jenis penyakit, tidak bisa hanya dengan menggunakan satu jenis tumbuahn berkhasiat obat. Dibutuhkan formulasi dan komposisi yang tepat agar tidak menimbulkan kontradiksi satu sama lainnya. Sebaliknya, satu sama lainnya harus saling menunjang dan mendukung untuk dapat menghasilkan pengobatan efektif. Contohnya, kasus penyakit batu ginjal akan menggunakan keji beling yang berkhasiat untuk menghancurkan batu ginjal hingga menjadi butiran dan larut dalam air seni. Agar air seni dapat mengalir lancar, pengobatan terhadap batu ginjal pun memerlukan pendamping untuk meluruhkan air seni. Untuk itu formulasi tumbuhan obat untuk batu ginjal ditambah dengan kumis kucing, daun sendok, rambut jagung, akar alang-alang, dan sebagainya yang berkhasiat sebagai peluruh air seni. Untuk menyeimbangkan keduanya, diberikan tambahan tumbuhan berkhasiat obat sebagai anti radang seperti pegagan, sambiloto, dan lain-lainnya. Dari semua itu, lahirlah komposisi preskripsi (resep) tumbuhan obat untuk batu ginjal yaitu : keji beling, kumis kucing, daun sendok, akar alang-alang, daun sambiloto, meniran, pegagan, dan rambut jagung. Kedelapan tumbuhan berkhasiat obat itu berfungsi sebagai motor penggerak sekaligus pendorong agar mobil berupa tubuh manusia dapat berjalan/berfungsi kembali dengan normal. Komposisi preskripsi ini digunakan untuk mengkombinasi perbedaan pengaruh tumbuhan berkhasiat obat terhadap jenis-jenis penyakit. Hal ini merupakan prinsip esensial dari terapi pengobatan tradisional yang berdasarkan : formulasi, prekripsi, dan komposisi.

F. Jenis-jenis Preskripsi
Ada beberapa jenis preskripsi yang dipergunakan dalam pengobatan dengan tumbuhan berkhasiat obat, yaitu sebagai berikut.
  • Prekripsi berat, digunakan jika daya kerja obat cepat dan banyak memiliki jenis serta memiliki dosis pemakaian yang tinggi. Selain itu, memiliki pula efek sedasi (obat penenang).
  • Preskripsi ringan, dikomposisikan jika obat memiliki daya kerja yang cenderung lambat dan memiliki varietas yang sedikit serta memiliki dosis yang rendah pula.
  • Preskripsi lunak, dikomposisikan jika obat memiliki daya kerja yang relatif sedang (tidak lambat atau tidak cepat)
  • Preskripsi penting, digunakan jika obat memiliki daya kerja yang sangat cepat/tinggi.
  • Preskripsi kompleks, dikomposisikan atas perbedaan efek dan sebagian besar digunakan untuk penyakit yang komplikatif.
  • Preskripsi gabungan, diformulakan untuk penggunaan preskripsi yang mengkombinasikan lebih dari satu preskripsi tumbuhan berkhasiat obat.
G. Konsep Preskripsi : Utama, Asisten, Ajudan, dan Pesuruh
  1. Utama, merupakan tumbuhan berkhasiat obat yang diformulasikan sebagai tumbuhan obat yang pokok dalam pengobatan.
  2. Asisten, merupakan tumbuhan berkhasiat obat yang mendukung tumbuhan berkhasiat obat yang utama dalam mencapai efektivitas tujuan pengobatan.
  3. Ajudan, merupakan tumbuhan obat yang formulasinya sebagai pembantu yang mendukung kesempurnaan tumbuhan berkhasiat obat dalam mengatasi penyakit.
  4. Pesuruh, merupakan tumbuhan obat yang diformulasikan sebagai pelengkap dan penyeimbang dan tetap dalam satu jalur untuk dapat menyatukan formulasi preskripsi dalam mencapai efektivitas tujuan dalam pengobatan.
H. Penggunaan Air
Air yang digunakan dapat berupa air sumur, air dari mata air, air pegunungan, air ledeng, dan sebagainya yang memenuhi kriteria air tawar bersih dan tidak mengandung zat kimia atau zat-zat yang lainnya. Jangan menggunakan air teh, softdrink, dan sebagainya untuk merebus. Dalam merebus obat tergantung pada penggunaan bahan/tumbuhan berkhasiat obat yang digunakan, apakah dalam keadaan kering atau segar. Untuk tumbuhan yang kering dapat mempergunakan air melebihi tumbuhan berkhasiat obat yang akan direbus/dimasak, sehingga air dapat merendam tumbuhan berkhasiat obat (sebanyak 600-1000 cc), karena tumbuhan yang kering akan banyak menyerap banyak air sehingga dalam memasaknya memerlukan banyak air. Adapun untuk tumbuhan segar/basah dapat mempergunakan air sebanyak 400-600 cc, karena tumbuhan yang segar tidak banyak menyerap air.

I. Wadah Perebusan
Wadah yang diperlukan untuk merebus tumbuhan berkhasiat obat adalah pot keramik, pot tanah, panci email/enamel. Jangan digunakan panci yang terbuat dari besi, alumunium, atau kuningan, karena memiliki kandungan zat iron trichloride dan ferryanide yang menimbulkan endapan pada air rebusan tumbuhan obat dan menimbulkan racun. Dan sebagian tumbuhan ada yang mengandung tannin/tannic acid dan flavone, bila tercampur maka akan menurunkan efektivitas tumbuhan obat dalam mengobati penyakit.


Kategori Tumbuhan Berkhasiat Obat : Macam Tumbuhan Berkhasiat Obat

Herbal | Khasiat Tumbuhan | Khasiat Tanaman | Khasiat Tanaman Bunga | Tanaman Herbal | Tumbuhan Herbal | Manfaat Tanaman | Manfaat Tumbuhan | Kegunaan | Sifat Kimiawi | Efek Farmakologis | Kesehatan | Farmasi | Prescription | Komposisi | Resep | Akar | Daun | Bunga | Buah | Umbi | Benangsari | Kelopak Daun | Biji | Seluruh Herba | Batang | Formulasi | Efektivitas | Pemanfaatan | Sumber | Tumbuhan Obat | Tanaman Obat | Farmakologi Kedokteran Timur | Kedokteran | Rimpang | Polong-polongan | Bahan Obat | Kandungan | Zat | Kontradiksi | Toksin | Sterilisasi | Badan Kesehatan| Praktisi Klinis | Pengobatan Tradisional | Familia | Kandungan Kimia | Dosis Pemakaian | Pahap | Obat Tionghoa | Divisi | Genus | Spesies | Tanaman Hias | Pemakaian Luar | Pemakaian Dalam | Health | Efficacy Plants | Benefits of Plants | Traditional Medicine | Perdu | Medicinal Materials | Medicinal Herbs | Medicinal Plants | Medicine